Jangan ribet musingin judul artikel ini
yang udah kayak judul tesis S2. Sebenernya artikel ini cuma ingin
ngebahas beragam macam jenis segala rupa mengenai pe(ri)laku
stalking-perstalkingan dan mengungkapkan dampak perihal
kegiatan tersebut terhadap kehidupan sosial.
Studi yang dilakukan dalam artikel non-ilmiah ini menggunakan metode observasi dan angket. Metode angket digunakan dengan menyuruh responden mengangket besi. Iya serius, namanya juga metode angket besi. Oke, abaikan paragraf ini.
Baiklah, sebelum artikel ini jadi garing banget, mari kita lanjut aja ke isi artikel. Sebelumnya, baca dulu ya contoh ilustrasi cerita yang relevan dengan studi artikel non-ilmiah kali ini.
***
Pada suatu hari, si
mantan-yang-masih-sayang-dan-masih-deket-sama-kamu (aduh panjang
banget) tiba-tiba enggak ada kabar. Dia enggak SMS ataupun telepon
kamu lagi. Enggak kayak biasanya dimana kalian berdua tiap hari rajin
SMSan, mencoba mencari celah untuk kembali berpacaran. #eaa
Yaa jelas kamu bingung dengan sikap
dia. Saat itu juga kamu memutuskan untuk cari tahu apa penyebab dia
enggak ninggalin kabar lagi. Kamu mulai deh ngecek timeline Twitter
dan wall Facebook si dia. Daaan, tebak apa yang kamu lihat. Ternyata
di timeline dan wall jejaring sosial si dia terpampang mention dan
pesan dinding mesra dari (kayaknya sih) gebetan baru dia. JEGERRRR!
Dunia seakan runtuh dengan puing terbesarnya menimpa tepat di hati
kamu.
***
Hmm, pernahkah kamu menjadi seorang
tokoh yang tergambarkan dalam ilustrasi cerita di atas. Pernah?
PERNAH? Mudah-mudahan enggak pernah deh ya. Kenapa? Karena rasanya.
Pasti. Sakit. Pake. Banget. *puk-puk yang pernah ngalamin*
Well, dari ilustrasi di atas,
kita tahu bahwa si tokoh ‘Kamu’ mendapat semacam heart attack
dalam skala ringan. Apa penyebabnya? Ya jelas, karena dia dengan
rasa penasaran lanjutan tingkat atas mencoba memasuki timeline
jejaring sosial sang mantan. Akibatnya dia dapat membaca pesan-pesan
mesra sang mantan dengan gebetan barunya. Dan pada akhirnya si ‘Kamu’
hanya dapat merasakan hatinya tertusuk oleh sembilu.
Nah, kegiatan cek-mengecek timeline
jejaring sosial ini dapat didefinisikan dalam sebuah kata gaul yaitu
stalk. Secara etimologis, stalk berasal dari bahasa
Inggris dan dalam bahasa Indonesia berarti ‘mengikuti secara
sembunyi-sembunyi’ atau ‘menguntit’. Jadi dalam konteks ini,
kegiatan menguntit (stalking) adalah kegiatan menggali
informasi yang terdapat dalam ranah jejaring sosial milik pribadi
seseorang (atau kelompok) untuk mendapatkan informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan atau perasaan yang mewakili
pribadi atau kelompok tersebut. Iya, definisi yang ribet sekali
memang.
Setelah tahu definisinya, mari beranjak
ke jenis-jenis orang yang melakukan atau disebut stalker.
Pembagian jenis stalker dibagi menurut alasan si orang
tersebut melakukan stalking. Tentu saja stalking tidak
hanya dilakukan karena alasan yang tadi sudah diceritakan dalam
ilustrasi di atas, melainkan terdapat beragam alasan lainnya. Maka
dari itu, diperlukan sebuah pengklasifikasian untuk membedakan
mereka. Untuk lebih jelasnya, bisa dipaparkan dalam pembagian jenis
stalker dibawah ini.
1. Stalker
Penggembira
![]() |
paswfwshytsgetsahsteas *suara lagi bisik-bisik* |
Kenapa disebutnya stalker
penggembira? Apakah jenis stalker ini ketika stalking
kemudian berteriak-teriak kegirangan? Yaa jelas bukan laaaah. Stalker
penggembira adalah jenis stalker yang enggak terlibat langsung
ke dalam suatu permasalahan. Namun, akibat rasa kepo tingkat tinggi,
jenis stalker ini selalu menyusup ke dalam timeline orang lain
agar mengetahui kabar dan gosip terbaru. Biasanya sih jenis stalker
ini adalah biangnya gosip yang haus akan perbincangan yang sedang
hangat. Ya cuma sebagai penggembira aja.
Tanpa disadari, stalker jenis
ini akan terasa menyebalkan untuk mereka yang distalk. Karena
orang-orang inilah yang menyebarkan ‘berita’ kepada orang lain.
Lihat aja deh contoh percakapan stalker jenis ini.
Stalker P: Eh tau gak, eh tau
gak, si Anu berantem sama si Banu loh.
Seseorang: Ah, masa? Tau dari mana lo?
Stalker P: Itu, kemarin gue liat
twitnya si Anu. Galau-galau gak jelas gitu deh. Kayaknya bentar lagi
putus deh sama si Banu.
Seseorang: Oh, waahh, begitu ya, oohhh,
oohhh, ahhh. (entah ini apa-_-)
See? Menyebalkan bukan
digosipkan oleh stalker jenis ini? Hmm, mungkin saja salah
satu diantara mereka adalah orang di dekat kita loh. Hiiii.
2. Stalker
Pihak Ketiga
![]() |
Bidik. Tembak. JEGER! |
Stalker pihak ketiga adalah
seorang oportunis. Inget, oportunis ya, bukan oporayam. Kaum
oportunis adalah mereka yang mencari keuntungan dalam setiap
kesempatan yang ada tanpa memiliki rasa tanggung jawab atas yang
perbuatan yang ia lakukan. Dapat disimpulkan bahwa stalker
jenis ini adalah para orang-orang yang naksir sama seseorang, tapi
yang suka telah ada yang punya.
Mereka-mereka ini adalah orang-orang
yang berharap sesuatu yang buruk terjadi kepada suatu pasangan. Pada
setiap stalking, mereka berharap menemukan tweets yan
menunjukan hubungan orang yang mereka sedang tidak harmonis dengan
pacar mereka. Stalker jenis ini kayak seorang sniper yang
membidik sasaran. Mereka menunggu, sampe tiba pada saat yang tepat,
kemudian tembak. Dor.
Makanya, jangan aneh sama orang yang
baru putus udah jadian lagi. Itu bukan kebetulan. Sang sniper sudah
menentukan bidikannya sejak jauh-jauh hari.
3. Stalker
Kelas Berat
![]() |
Tinju kelas berat. |
Jenis stalker ini yang paling
parah! Parah dalam artian, para pelaku stalk jenis inilah yang
paling intens dalam melakukan stalking. Mereka memanfaatkan
segala jenis social media untuk menguntit orang yang mereka
stalk. Mereka biasanya tahu segala hal yang tentang objek
stalk mereka, apa yang ia lakukan, apa yang ia benci, apa yang
ia suka, dengan siapa ia bicara. Semua itu ia ketahui karena semua
hal tersebut ada di akun jejaring sosial orang yang mereka stalk.
Jenis orang stalker kelas berat
biasanya adalah orang-orang yang masih punya perasaan sama mantannya.
Mereka pada dasarnya melakukan stalking karena kangen dan
ingin tahu apa yang dilakukan oleh objek yang mereka stalk.
Bisa juga tuh si stalker ini selalu mengawasi objeknya
kalau-kalau si objek sudah punya gebetan baru atau pacar baru lagi.
Meski si stalker enggak bisa apa-apa kalaupun hal itu terjadi.
Hati-hati lho kalau kamu distalk
sama stalker jenis ini. Ya sebenernya sih enggak apa-apa, kamu
enggak rugi apa-apa. Tapi ya kan pasti enggak enak rasanya dikuntit
orang, meski kamu enggak tahu.
4. Stalker
Jenis-Pacar-yang-Insecure-dan-Overprotective
![]() |
"I'm watching you, beibeh" |
Punya stalker jenis pacar yang
hobi ngestalk tweet itu ga asik abis. Apalagi jika stalker
jenis pacar ini hobi curigaan sama segala sesuatu yang padahal
enggak perlu dicurigai dan disalahpahami. Parahnya, stalker jenis ini gak akan lepas mengawasi bidikannya supaya tetap terkontrol sama dia. Ya, namanya juga pacar overprotective.
Buat semua jenis stalker, stalking
yang dilakukan stalker jenis ini yang paling punya dampak bagi
objek yang distalk. Kenapa? Ya karena setelah stalking, si
stalker ini pasti meminta penjelasan dari apa yang dia lihat
di tweet objek yang dia stalk. Mending kalau yang dipermasalahin
hal-hal yang masuk akal, tapi karena berdasarkan kecurigaan semu,
semua hal jadi dipermasalahkan. Mari kita lihat contoh percakapan di
jejaring sosial Twitter ini.
@Fulan: Aduh, ya ampuuuun, manis
bangeeet siiih
*231 Menit Kemudian*
@SiPacarInsecure: Cie, siapa tuh yang
manis? Cie, pacar baru ya? CIEEE, CUKUP TAU YA! RT @Fulan: Aduh, ya
ampuuuun, manis bangeeet siiih
Dari percakapan di atas, kita tahu
bahwa si-Pacar-yang-Insecure-dan-Hobi-Ngestalk abis ngestalk timeline
pacarnya dan melihat tweet di atas. Melihat tweet yang mencurigakan,
si stalker jenis ini langsung nge-RT sambil nyindir-nyindir gitu deh.
Padahal mungkin si objek cuma lagi minum teh manis yang kemanisan,
makanya ngetwit kayak gitu. Asli jadi gak asik banget. Selain ketawan
ngestalk, si stalker ini curigaan pula. Ciee yang punya pacar jenis
stalker kayak gini, sabar aja ya. #eaa
5. Stalker Ngenes
Tingkat Burj Khalifa
![]() |
Egilak, tinggi banget. |
Loh, apa hubungan suatu jenis stalker
dengan gedung tertinggi dunia? Yaa sebenernya sih enggak ada.
Tapi kalau dilihat dari tingkat kengenesannya yang dimilikinya,
stalker jenis ini bisa menyamai tinggi tingkat gedung yang
berada di Uni Emirat Arab tersebut.
Gimana enggak, stalker jenis ini
adalah jenis orang-orang yang mencintai dari jauh. Tangannya
menggenggam erat hape, mencoba menggapai, apa daya jaringan tak
sampai. Ngenes, ngenes sekali.
Sebenernya stalker jenis ini
bisa berasal dari temen kita sendiri. Stalker ini adalah jenis
orang-orang yang suka sama seseorang tapi enggak pernah punya
keberanian atau kesempatan untuk menyatakan perasaannya. Maka jadilah
perasaan itu dialihkan dengan meratapi timeline jejaring sosial
pujaannya.
Orang-orang ini paling bahagia kalau orang yang dia stalk ganti foto profil Facebook atau ganti avatar Twitter. Pasti langsung diklik dan dipandangi saat itu juga. Enggak jarang, stalker jenis ini juga ngeRT atau ngeLike status Twitter atau Facebook orang yang dia stalk. Enggak ada tujuan tertentu sih, cuma modus aja palingan.
Stalker jenis ini bertambah
tingkat kengenesannya apabila orang yang dia stalk saling
bertukar mention dengan pacarnya. Dan si stalker jenis ini
accidentally ngebaca seluruh pesan tersebut saat melakukan
stalking. Ngenes sekali, kawan. Kita perlu mengheningkan cipta
sejenak, atas ketangguhan stalker jenis ini melakukan stalking
dengan belati tertancap di dadanya.
***
Begitulah, dunia ini memang berat.
Beragam jenis stalker diciptakan di dunia seiring dengan
beragamnya tingkat kekepoan seseorang. Stalking tidak
selamanya perbuatan yang buruk. Stalking yang dilakukan dengan
bijak dapat memberikan arahan kepada kita tentang bagaimana harus
bersikap, dan apa yang harus dilakukan. Hanya saja, dalam berbagai
keadaan stalking dapat menyebabkan terjadinya hal-hal tidak
terduga yang tidak mengenakan di hati. Kalau sudah begitu, pasrah
saja.
Dari studi artikel ini, kita dapat
meyimpulkan satu hal; stalking-lah kamu hanya saat diperlukan,
dan stalking-lah kamu sebelum aplikasi pelacak stalker
ditemukan. Sampai tiba saatnya, tetaplah jaga nama dia di tab
search jejaring sosial kamu. Oke? Bye. (al)
Sumber Gambar:
simpletruthswithpastorrob.wordpress.com
my-nanako.blogspot.com
legacydad.com
inquisitr.com