Wawancara: Berbagi Pengalaman dengan Siswa Terbaik di
Jurusan IPA dan IPS kelas 12 SMAN 1 Purwakarta
Bukan rahasia lagi bahwa
memilih penjurusan adalah satu hal yang bisa bikin galau akut. Abisnya, kadang
siswa masih bingung memadukan antara minat serta kemampuan untuk menentukan mana
jurusan yang tepat untuk dipilih. Mau ke IPA, eh gak bisa Biologi. Pengen ke
IPS, sayangnya males ngapalin. Ah, repot deh!
Kalau udah bingung gitu, minta
saran ke orang lain bisa jadi salah satu alternatif. Mintalah saran kepada
orang lain, bisa ke orang tua, guru BK, atau sahabat. Mintalah pendapat serta
penilaian dari mereka, sehingga kamu bisa bercermin kemampuan apa yang kamu
miliki.
Nah, salah satu saran juga
bisa kamu dapat dari orang yang telah berpengalaman di bidangnya. Dan ini dia,
melalui Lia Elita, Mago telah mewawancarai dua orang siswa berprestasi dari
masing-masing jurusan untuk berpendapat dan berbagi mengenai jurusan yang telah
mereka pilih. Mudah-mudahan bisa memberi gambaran tentang jurusan yang akan
kamu pilih. Semoga, ya!
Wawancara dengan Siswa Terbaik di Jurusan IPA
Nama: Fachri
Fauzan
Kelas: 12
IPA 7
Selamat sore kak. Apa kabar?
Selamat sore.
Alhamdulillah baik.
Boleh minta waktunya untuk wawancara tentang jurusan
IPA?
Iya boleh, silahkan.
Menurut kakak, jurusan IPA itu seperti apa?
Sebenernya gak enak juga
bilang gini, tapi ya IPA itu menurut kakak kece ya. Bukannya ngediskriminasi
jurusan, tapi ya memang pelajarannya bisa dibilang relatif lebih sulit, tapi
kalau kita suka sih gak usah takut, justru malah jadi enjoy ke sananya.
Kenapa kakak memilih jurusan IPA?
Soalnya memang suka sama
pelajaran-pelajarannya, sama cita-cita kakak masuknya di bidang IPA, jadi ya
lanjutinnya ke IPA deh.
Memang cita-cita kakak apa?
Kakak pengen jadi ilmuwan.
Lalu, apakah potensi yang kakak miliki tergali dengan
maksimal di jurusan tersebut?
Sebenernya enggak, ini
juga jadi PR buat kita nanti di masa depan sebagai penerus bangsa. Jurusan IPA
sekarang masih belajar pelajaran IPS juga, jadi kita double, tapi porsi IPSnya
lebih sedikit di banding jurusan IPS. Ini bener-bener jadi beban buat US kelas
3, dimana kita dikejar abis-abisan pelajaran IPA iya, IPS juga iya, dari kelas
satu. Jadi pelajaran yang kita bener-bener mau pelajarin gak keserap secara
maksimal.
Yang kakak dapatkan dari jurusan IPA apa saja?
Apa ya, ya
pelajaran-pelajaran tentang sains. Pokoknya kita jadi tahu banyak hal yang ada
disekitar kita.
Bisa tolong beri contoh?
Contohnya sabun, orang awam
bilang sabun itu basa, padahal sabun itu garam yang bersifat basa. Pokoknya
asyik deh!
Sebagai siswa terbaik di jurusan IPA di SMAN 1
Purwakarta, prestasi apa saja yang sudah kakak raih?
Rada ga enak juga sih
kalau ditanya ini. Alhamdulillah juara 1 Olimpiade Kimia se-Kabupaten
Purwakarta, terus pernah ngewakilin juga lomba-lomba Cerdas Cermat Kimia
tingkat provinsi, kaya CFD, atau Expo Kimia , sama pernah juga nyasar sedikit
ke Cerdas Cermat PKN tentang UUD sama Pemilu, yang alhamdulillah lulus sampai
provinsi. Terus ranking 2 TO Edufest se-Purwakarta.
Kalau kegiatan yang sering dilakukan anak IPA
bagimana?
Yang jelas anak IPA itu
gak selalu kuper dan harus kutu buku, gak gitu. Kita juga sering main kok, gak
kalah gaul sama anak-anak lain. Kalau masalah kegiatan yang berkaitan sama
jurusan IPA sendiri sih kadang di lab, terus lebih biasa kita jalanin di ekskul,
misalnya ekskul Astronomi, katanya sih mau ke Boscha buat ngelakuin riset atau
apapun itu, jadi jarang sebenernya kalau diluar ekskul.
Kelebihan jurusan IPA apa, kak?
Kelebihan IPA itu, kita
lebih enak saat milih jurusan di kuliahan nanti, soalnya kita bisa lintas
jurusan ke IPS juga. Contohnya SBM (Sekolah Bisnis Manajemen) salah satu
jurusan IPS di ITB. ITB sendiri malah menyarankan anak-anak IPA buat pindah
jalur ke IPS, jadi kita anak-anak IPA boleh milih jurusan IPS di sana, dan itu
menguntungkan kita anak IPA, meskipun salah juga sih. Pokoknya peluang kita
buat kuliah jadi lebih besar. Terus, buat yang rada gak cocok sama ngapalin dan
seneng itung-itungan ini cocok banget, yang ngapalin itu paling bio, sama kimia
sih dikit, jadi gak ngebebanin kita buat hafalan yang banyak.
Lalu, kekurangannya?
Kekurangannya, kita
belajar double, IPA iya IPS iya. Dan emang pelajarannya relatif sulit karena
kita dilatih berlogika, gak selalu textbook, aplikasi pengembangan soal lebih
luas, jadi kalau gak mau prestasi kita kegusur orang lain emang harus lebih
rajin latihan soal.
Menurut kakak, peluang kuliah dan kerja untuk anak IPA
bagaimana?
Ya kayak yang tadi udah
disebutin, untuk peluang kuliah kita memang lebih besar, karena untuk sekarang
salahnya sistem indonesia kita bisa pindah jalur pas kuliah ke IPS sedangkan
IPS enggak bisa ke IPA, makanya pilihan jurusan jadi lebih banyak. Namun, kalau
untuk peluang kerja sih wallahualam.
Kakak ingin melanjutkan kuliah k mana dan mengambil
jurusan apa?
Maunya sih ke ITB jurusan
FTTM Perminyakan , hehe do’ain ya.
Iya kak, amiin. Apa pesan kakak untuk adik-adik kelas
10 yang ingin masuk jurusan IPA?
Menurut pengalaman pribadi
nih, kalian jangan males-malesan, leha-lehaan dan terlalu nyantai ya! Kita
kelas 12 sekarang banyak yang nyesel kenapa gak dari dulu rajinnya, soalnya
nilai kalian dari kelas 10-12 itu diperhitungkan buat masuk kuliah nantinya.
Saran kakak, kalau bisa sih kalian buat patokan mau kuliah dimana dari kelas 10.
Misalkan ITB atau UI, UGM, ITS, UNPAD dll, print logonya, pajang di kamar, jadi
ketika kalian males belajar, kalian bakal inget tujuan kalian setelah lulus SMA
kemana. Ini asli, bakal memotivasi kalian buat usaha lebih! Kalo ada event
lomba apapun yang memang potensi kalian disana, coba ikut, sertifikatnya itu
bisa kalian pakai sebagai tabungan buat masuk ke universitas yang kalian
pengen, dan jangan lupa ibadahnya, tanpa kuasaNya usaha kita gak ada
apa-apanya! Mungkin gitu aja kali ya.
Okay. Terima kasih kak
untuk waktunya!
Iya sama-sama.
Wawancara dengan Siswa Terbaik di Jurusan IPS
Nama: Albizia Akbar
Kelas: 12 IPS 1
Halo kakak, apa kabar?
Baik-baik saja, kamu?
Alhamdulillah baik. Mau nanya-nanya tentang jurusan boleh kan?
Oh, iya boleh.
Jurusan IPS itu menurut kakak seperti apa?
IPS itu asyik, santai. Ya asyik aja buat diskusi. Di IPS kita lebih banyak buat diskusi dan memecahkan permasalahan, gak cuma secara textbook tapi lebih secara kontekstual. Kita lebih sering dituntut untuk mengenal masalah dan kemudian memecahkannya dengan teori yang ada. Jadi enggak hanya ngejawab teori aja.
Kenapa kakak memilih jurusan IPS?
Pertama, karena menurut saya ini jurusan yang cocok buat saya nanti ngelanjutin kuliah. Jika lulus nanti, saya mau melanjutkan studi ke jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia dan itu progamnya dari IPS, maka saya pilih IPS. Yang kedua, karena saya lihat program IPS ini sesuai sama keinginan dan kemampuan saya. Sebenarnya bingung juga sih waktu kelas 1, saya lumayan suka sama pelajaran fisika dan kimia, ya kecuali sama biologi yang malesin abis. Tapi karena saya lebih suka dengan pelajaran seperti sosiologi, sejarah, ekonomi dan geografi dan kebetulan nilai-nilainya juga lebih bagus di pelajaran IPS, ya jadilah saya memilih IPS.
Lalu, apakah potensi yang kakak miliki tergali dengan maksimal di jurusan tersebut?
Insya Allah sih iya, dan saya rasa setelah 2 tahun di IPS ini saya pikir perkembangan saya pribadi lebih meningkat daripada waktu saya kelas 1. Dan menurut saya, saya telah tepat memilih jurusan IPS.
Bisa tolong dijelaskan gak maksudnya perkembangan itu dalam hal apa?
Perkembangan yang saya rasakan sih di bidang tulis menulis. Begini, saya kan pengen jadi jurnalis, nah waktu kelas 1 saya coba-coba untuk nulis, saya ngepost tulisan saya di blog, oke saya nulis. Kemudian kelas 2 saya nulis lagi, kelas 3 saya nulis lagi. Nah, setelah saya lihat lagi ke belakang ternyata tulisan saya di kelas 1 itu jelek banget gitu, di kelas 2 ya udah lumayan, dan di kelas 3 semakin meningkat. Itu nunjukkin bahwa saya dari kelas 1 sampai sekarang sudah terjadi peningkatan dalam bagaimana cara saya menulis, baik dari segi ide, dari segi cara penulisan serta tata bahasa. Semua itu berkembang banget dari kelas 1 dan saya rasa itu salah satu faktornya karena saya memilih jurusan IPS. Mungkin beberapa dipengaruhi karena pelajaran IPS yang lebih banyak menuntut untuk menuliskan ide, contohnya ya saat bikin makalah dan lain-lain.
Lalu, yang kakak dapatkan dari jurusan IPS apa saja?
Banyak, kalau pelajaran ya berarti lebih menguasai di pelajaran ekonomi dengan prestasi yang saya dapetin, sosiologi, sejarah, ya pokoknya saya bisa cukup menguasai pelajaran di bidang IPS. Di kelas IPS juga saya belajar berorganisasi dan berinteraksi dengan lebih banyak orang.
Sebagai siswa terbaik di jurusan IPS di SMAN 1 Purwakarta, prestasi yang sudah kakak raih apa saja?
Sebenernya gak banyak sih. Yang paling bikin saya seneng yaitu waktu saya juara Lomba Olimpiade Siswa Nasional tingkat Kabupaten Purwakarta dalam bidang Ekonomi dan bisa mewakili Purwakarta ke tingkat Provinsi. Yang kedua, di IPS saya juara kelas dalam 3 semester terakhir, kelas 11 dan 12. Eh satu lagi, ranking ke-2 Try Out Edufest se-Kabupaten Purwakarta.
Kalau kegiatan yang sering dilakukan anak IPS apa saja?
Kegiatan apa ya?
Gini, kalau anak IPA kan kayaknya sering ke lab, praktek. Kalau anak IPS bagaimana?
Kalau kita kan emang tugasnya seringnya disuruh buat angket, jadi kita seringnya ke lapangan untuk mengamati langsung sama menyebarkan angket yang kita buat. Karena dipenelitian itu kan butuh data dari narasumber, nah kita menyebarnya dengan turun langsung ke lapangan. Jadi kalau anak IPA ke lab kimia, ya kita ke lab kita sendiri, turun langsung ke masyarakat.
Asyik ga?
Ada capeknya sih, tapi secara keseluruhan ya asyiklah bisa kumpul sama temen, bareng-bareng ke lapangan dan cari data dari narasumber.
Menurut kakak, kelebihan jurusan IPS apa?
Kelebihannya yang saya suka banget lebih santai daripada anak IPA, santai dalam artian tugas yang ada enggak terlalu berat. Jika pun berat, ya bisa dibawa santai. Meski begitu, tugas sih selalu ada banyak dari masing-masing guru, tapi bisa dikerjain dengan fun, enak aja gitu ngerjainnya, gak terlalu menguras otak banget.
Kalau kekurangannya?
Kekurangannya ada beberapa anak IPS yang bikin suasana kelas tuh gak kondusif, kayak ribut ya semacam itu. Tapi mungkin gak semua seperti itu, cuma beberapa siswa aja. Mungkin juga itu karena kita anak IPS, lebih emosional mungkin ya.
Tapi semua itu gak masalah sih. lagipula semua itu sih bisa kita atasi dengan fokus ke diri kita pribadi aja, kalau kita gak berbuat jelek ya kita juga gak bakal dapet yang jelek, kalau kita berbuat baik pasti kita dapet yang baik.
Tapi semua itu gak masalah sih. lagipula semua itu sih bisa kita atasi dengan fokus ke diri kita pribadi aja, kalau kita gak berbuat jelek ya kita juga gak bakal dapet yang jelek, kalau kita berbuat baik pasti kita dapet yang baik.
Apa komentar kakak terhadap mitos-mitos yang selama ini membayangi jurusan IPS?
Beberapa bener, kalau IPS itu santai, IPS itu banyak bikin ulah, tapi itu cuma oknum aja. Sebagian besar dari anak IPS malah anak baik-baik gitu. Cuma beberapa yang bikin onar, jadi buat nama IPS kurang baik. Tapi sebagian besar dari anak IPS yang saya tahu, anaknya kalem-kalem, baik-baik, dan cerdas-cerdas.
Bagaimana peluang kuliah dan kerja untuk anak IPS?
Kalau peluang kuliah sih saya rasa sama luasnya dengan anak IPA. Saat ini, beberapa universitas melarang siswa untuk lintas jurusan saat SNMPTN Undangan, nah itu bisa memperbesar peluang kita untuk masuk universitas yang dipilih. Selain itu, jurusan IPS juga tersebar di berbagai universitas di Indonesia, seperti UI atau UGM.
Apa pesan kakak untuk adik-adik kelas 10 yang ingin masuk jurusan IPS?
Kalau mau masuk jurusan IPS, jadilah anak IPS yang sungguh-sungguh. Belajar yang rajin, perhatiin guru saat menerangkan dan jangan lupa banyak menghafal dan memahami konsep.
Oh ya, jadilah anak IPS yang baik, bukan yang bikin rusuh atau onar, tapi anak IPS yang baik adalah anak IPS yang bisa bersosialisasi di tengah masyarakat secara umum dan di Smansa secara khususnya serta mampu berprestasi di bidang IPS sehingga bisa membanggakan nama SMAN 1 Purwakarta.
Oke deh, makasih ya kak untuk waktunya!
Iya sama-sama.
***
Wawancara oleh Lia Elita, Tim Redaksi Mago Magazine