Reportase:
Perpisahan Informal SMAN 1 Purwakarta 2013, Mengikat Kenangan dengan Perpisahan
Masa-masa
remaja adalah salah satu yang terindah dan paling terkenang selama hidup kita.
Tentu aja masa-masa kita bangun pagi setiap hari dan melakukan rutinitas pulang
pergi ke sekolah adalah salah satu yang yang terpenting di antaranya. Kenangan
ketika terlambat, dimarahin guru, nyontek sembunyi-sembunyi, hingga berbagai
cerita yang dibagi dengan kawan terdekat mungkin akan sulit terlupakan hingga
beberapa tahun ke depan. Semua itu terjadi ketika kita bersekolah di tempat
yang sama, SMAN 1 Purwakarta.
Harus
ada perpisahan berkesan untuk mengakhiri periode 3 tahun indah yang telah kita
lalui. Beruntungnya, sekolah kita sangat peka terhadap itu dan berinisiatif
untuk mengakomodasi keinginan siswa melakukan sebuah perpisahan yang meski
enggak terlalu mewah namun bisa mengikat seluruh kenangan di masa SMA. Maka
diadakanlah Perpisahan Informal SMAN 1 Purwakarta 2013 pada tanggal 29 April
lalu.
Perpisahan
Informal ini dikhusukan untuk kelas 12 menampilkan penampilan dan kekompakan
angkatan mereka di atas panggung untuk terakhir kalinya. Mengambil tema “Smansa
Bergoyang” menjadikan acara perpisahan ini secara umum enggak menjadi acara
sedih-sedihan melainkan ajang bersuka cita dan saling bertukar tawa bersama
kawan seperjuangan sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Secara
keseluruhan, ada sepuluh kelas 12 yang tampil, ditambah dua penampil per
angkatan, tiga bintang tamu, sebuah penampilan Krestra dan banyak acara
pendukung lainnya yang membuat acara ini semarak. Untungnya, Mago bisa hadir di
acara itu untuk meliput dan menceritakannya kembali di sini.
Pesan-pesan
Bapak Asep Kurnia
![]() |
Teh Gianti mewakili Smansa '13 |
Untuk
mencegah molornya jadwal, acara dimulai tepat pukul 07.30. Seperti biasa,
sambutan dari panitia, perwakilan kelas 12 dan bapak kepala SMAN 1 Purwakarta mengawali
acara hari itu. Kang Valga memberi
sambutan selaku ketua panitia dan Kak
Gianti mewakili kelas 12 memberikan kata-kata sambutannya. Sementara itu,
dalam sambutannya, Bapak Asep Kurnia banyak
berpesan kepada kelas 12 agar jangan terlalu larut dalam kegembiraan yang
berlebihan namun harus tetap siaga untuk memasuki pendidikan di universitas
nanti. Tidak lupa bapak kepala mendo’akan kelas 12 agar selalu sukses di masa
depan.
![]() |
Pak Asep Kurnia menyampaikan sambutan |
Penampilan
band dari OSIS MPK SMAN 1 Purwakarta mengawali hari itu. Membawakan lagu Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki dari
Sheila on 7, band OSIS sedikit memberi tambahan dengan pembacaan puisi di
tengah lagu yang dideklamasikan oleh Santi
Widyana.
![]() |
Kak Santi baca puisi |
Diawali
Penampil Per-angkatan
![]() |
Dance kelas 10 |
Meski acaranya khusus untuk kelas 12, kesempatan tampil juga diberikan kepada
masing-masing angkatan untuk memberikan penampilannya. Di hari itu, perwakilan kelas 10 menampilkan sebuah
aksi flashmob dan tarian-tarian yang
memadukan unsur tradisional modern, seperti shuffle
dance dan tari jaipong.
![]() |
Breakdance kelas 11 |
Enggak
mau kalah dengan adik kelasnya, Smansa
’14 alias perwakilan kelas 11
menampilkan modern dance yang gak kalah bagus. Tambah keren lagi, di
tengah-tengah penampilan ada breakdance
seru yang bikin penonton betah nonton mereka. Tapi sayangnya, di saat sedang di
ujung penampilan, tiba-tiba musik mati dan menyebabkan penampilan mereka jadi
antiklimaks. Yaaah, sayang banget deh.
![]() |
Narator naik gerobak sampah |
Semangat
yang sudah dibangun lewat penampilan keren masing-masing angkatan masih terus berlanjut
lewat penampilan Krestra Smansa.
Hari itu Krestra menampilkan kabaret komedi yang berjudul Jangan Menyerah. Kabaret yang kocak banget ini mengisahkan seorang
siswa SMA yang memendam perasaannya kepada wanita yang dia sukai. Namun, sampai
di hari perpisahan SMA, cinta itu tetap terpendam dan enggak terucapkan.
![]() |
Unspoken love yang berakhir manis |
Meski
ceritanya galau abis, Krestra Smansa memerankannya
dengan lucu sehingga membuat penonton terhibur. Enggak hanya dialognya yang
lucu, namun juga oleh adegan-adegan kejutan yang bikin penonton enggak bisa
menahan tawa.
Kompaknya
Frozen dan Goyang Asik Paduka
![]() |
Goyang asik Paduka |
Setelah
Krestra selesai tampil, rangkaian penampilan kelas 12 dimulai dari sini.
Rata-rata kelas 12 menampilkan band sebagai penampilan mereka. Namun ada
beberapa yang beda. Penampilan Frozen
Smansa alias kelas 12 IPA 7 misalnya. Kelas yang kompak banget ini menampilkan
flashmob yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas mereka. Selain itu, ada
boyband yang tampil super semangat yang bikin penonton tersenyum melihatnya.
![]() |
Goyang latino bareng 12 IPA 8 |
Penampilan
beda lainnya ditunjukan kelas 12 IPA 8
yang di satu kesempatan mengajak seluruh penonton menari dan bergoyang. Dengan
dipimpin oleh Rara, Sandra dan Oktaviani,
seluruh warga Smansa diajak bergoyang dengan diiringi musik latin yang asik.
Kelas 12 IPA 2 tampil paling heboh
dengan bernyanyi lagu dangdut dan bergoyang di atas panggung.
![]() |
Goyang gergaji ala Malleo |
Sadar
bahwa ini penampilan terakhir mereka, kelas 12 tampil semangat hari itu. Dany Raihaan dan Maleo bisa dibilang salah satu penampil yang aksi panggungnya heboh
abis. Enggak hanya heboh, kelas 12 juga mengajak guru-guru mereka untuk
bernyanyi dan bergoyang bersama. Guru-guru yang ikut bernyanyi di antaranya
adalah Miss Isna (12 IPA 8), Ibu Dedeh
(12 IPS 2), Ibu Tintin (12 IPA 5), dan Pak Iswanto (12 IPA 4).
![]() |
Pak Iswanto dan 12 IPA 4 |
Berdansa
Bersama Don Lego
![]() |
Pangea Band |
Perpisahan
Informal 2013 bisa dibilang bertaburan bintang tamu. Selain bintang tamu utama,
Smansa kedatangan Pangea Band yang
ikut tampil hari itu. Pangea Band adalah band yang anggotanya adalah beberapa
alumni Smansa angkatan tahun 2008. Beberapa lagu dibawakan oleh Pangea, salah
satunya adalah lagu ciptaan mereka yang berjudul Simple Love.
![]() |
Ibu dan bapak guru bernanyi bersama |
Pangea
Band membawakan 3 lagu hari itu, namun penampilan mereka enggak sampai disitu.
Selesai nyanyi lagu terakhir, Kang Ijey,
sang vokalis memanggil guru-guru ke atas panggung. Lantas saja seluruh siswa
Smansa langsung berkumpul di lapangan. Siapa sih yang gak ingin lihat guru-guru
yang biasa mengajar di kelas nyanyi di atas panggung? Hehe. Di atas panggung, guru-guru Smansa membawakan lagu Hanya Memuji yang sukses mengajak warga
Smansa goyang asik bareng-bareng.
![]() |
Side Bridge tampil dadakan |
Band
Side Bridge bisa dibilang menjadi
salah satu bintang tamu yang tampil mendadak hari itu. Sebuah kendala terjadi
saat kelas 12 IPS 1 belum siap untuk
tampil. Maka untuk mengisi kekosongan, band yang personilnya adalah siswa kelas
11 Smansa itu tampil membawakan lagu-lagu andalannya. Meski tampil dadakan,
Side Bridge bisa menjaga semangat penonton yang sedikit hilang karena lama
menunggu.
![]() |
Don Lego ajak Smansa berdansa |
Bintang
tamu yang paling ditunggu di perpisahan informal adalah penampilan Don Lego. Band indie asal Bandung ini emang tepat banget dihadirkan
untuk memeriahkan acara yang bertema Smansa Bergoyang ini. Don Lego mengajak seluruh warga Smansa bergoyang dan berdansa
bersama-sama dengan musik mereka yang beraliran ska dan roots and steady beat.
Saling
Menguatkan di Akhir Perjumpaan
Selepas
Don Lego manggung, acara berpindah dari atas panggung ke lapangan. Setelah
sebelumnya menukar baju khas mereka dengan seragam putih abu, Smansa ’13 berkumpul di lapangan dan
membentuk formasi lingkaran untuk melakukan seremoni pelepasan burung merpati.
Ketika kelas 12 datang di pagi hari, mereka mengisi lembaran kertas dengan nama
dan harapan mereka, nah kertas itulah yang disisipkan pada kaki burung merpati yang diterbangkan oleh
masing-masing perwakilan kelas mereka. Acara pelepasan burung merpati ini,
ketika diterbangkan, beberapa burung merpati tersangkut di atap gedung Smansa.
Hmm, mungkin karena kertasnya terlalu berat kali ya.
Sehabis
acara penuh filosofi itu dilakukan, Smansa ’13 tetap di lapangan untuk menonton
film dokumenter yang dibuat oleh Sekbid
Dokumentasi OSIS Smansa. Film berdurasi sekitar 10 menit itu menggambarkan
pernik kehidupan SMA yang memang punya banyak cerita. Smansa ’13 dibikin
histeris saat di film itu ditampilkan foto-foto imut mereka saat masih kelas 10
dan 11.
Ketika
asyik menonton, guru-guru datang dari arah belakang dengan bernyanyi dan
membawa kertas ucapan selamat jalan. Jelas aja Smansa ’13 langsung hadap
belakang dan secara spontan membentuk barisan yang mengelilingi para guru.
Suasana haru terjadi ketika selesai lagu dinyanyikan, bapak kepala dan
guru-guru Smansa berkeliling dan menyalami Smansa ’13. Do’a dan ucapan sukses
dibisikan guru kepada anak murid yang telah 3 tahun diajarnya. Di akhir acara
ini, Smansa ’13 diberi kesempatan untuk saling menjabat tangan, berangkulan dan
saling menguatkan di tengah suasana haru perpisahan.
***
Acara
Perpisahan Informal 2013 sudah mengaduk-aduk emosi Smansa ’13 hingga bercampur
menjadi satu. Kegembiraan ketika bernyanyi, tawa ketika berjoget, hingga rasa
sedih ketika di akhir acara harus berpisah dengan kawan terdekat lengkap
dirasakan hari itu.
Periode
tiga tahun bagi Smansa ’13 dalam menjalani proses belajar dan sosial
bersama-sama kini sudah berada di ambang batas waktu. Kini sudah waktunya bagi
mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan selangkah
lebih dekat menuju cita yang diidamkan. Dan perpisahan adalah satu syarat untuk
mendapatkan semua itu.
Di
akhir reportase ini, Mago mendo’akan kakak-kakak Smansa ’13 agar sukses selalu
dan meraih apa yang diinginkan. Semoga perpisahan ini hanya sementara, semoga
kita bisa bertemu lagi di masa depan dalam keadaan sukses dan bisa membangun
bangsa bersama-sama.
Au revoir, Smansa ’13.
*foto
oleh Nadiya Adnani, fotografer Mago Magazine