Living
The Dream: Kuliah di Kampus Impian
oleh
Ryan Adicipta Nugraha, alumni SMAN 1 Purwakarta, mahasiswa Fakultas
Senirupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung angkatan 2013.
Halo
Mago! sebelumnya saya
ucapkan selamat merayakan hari jadi Mago
Magz
yang kedua!, semoga Mago
Magz
semakin berkompeten menyajikan informasi kepada
para Mago
Readers
dan juga salam sukses untuk semua kru yang
telah membuat Mago
Magz
menjadi hebat seperti ini.
Nah,
nama saya Ryan Adicipta Nugraha (19 tahun)
biasa dipanggil Ryan, saya alumni dari SMAN 1 Purwakarta angkatan
2013. Saya diminta oleh untuk menulis di rubik #LivingTheDream
yang menceritakan pengalaman saya untuk masuk
perguruan tinggi negeri tahun kemarin, mudah mudahan bisa menjadi
gambaran buat adik adik yang mau masuk perguruan tinggi ya.
Kebingungan
Memilih Perguruan Tinggi
Wajar
aja sih kalau semua siswa/i SMA galau untuk memilih perguruan tinggi
dan jurusan apa yang akan kita pilih, banyak deh pertimbangannya
mulai dari keinginan orangtua, arogansi diri, minder karena rangking
sekolah gak bagus bagus amat, sampai paling parah ikut ikutan temen
pilih jurusan dan perguruan tinggi yang sama.
Saat
SMA saya juga mengalami hal hal yang seperti itu, saat itu saya sadar
cuman ada dua passion saya
yaitu di bidang teknologi dan juga seni, namun ayah saya awalnya
menyarankan untuk memilih jurusan teknik, tapi saya telah mempunyai
keinginan lain.
FSRD
ITB Sebagai Pilihan
Menggambar
adalah kegemaran saya sejak kecil, meski memang tidak sering dilatih
tapi kecintaan terhadap hal yang berbau visual tidak dapat dibendung
lagi. Pengalaman demi pengalaman bersama teman teman untuk mengikuti
beberapa lomba pun mulai membuat saya ingin lebih jauh terjun sebagai
designer ataupun seniman.
Ketika
SNMPTN sudah dibuka dan juga sekolah memajang rangking angkatan 2013,
wah ingin mati rasanya karena saya tidak memiliki posisi rangking
yang saya harapkan, karena persaingan terasa begitu sulit bagi saya
selain karena masih tidak yakin akan perguruan tinggi yang saya
pilih. Saat itu pernah terpikir untuk memilih Teknik Perkapalan dan
Desain Produk
ITS, tapi setelah melewati diskusi dengan orang tua dan sharing
bersama teman teman akhirnya terpilihlah FSRD ITB sebagai pilihan
pertama untuk SNMPTN, ya ini adalah pertaruhan yang cukup berat
karena saya sama sekali tidak yakin awalnya untuk bisa diterima di
Institut terbaik
di Indonesia tersebut tapi saya sempat berfikir “kalo
gak disini ya bingung harus pilih apa lagi?”.
Keadaan
semakin menguji, karena banyak dari teman dekat juga memilih FSRD ITB
yang notabene
tidak bisa diremehkan, saya pun semakin ciut. Namun saya tidak
menyerah saya perjuangkan portofolio yang berupa tiga buah lukisan
menggunakan pensil yang merupakan karya wajib, satu buah lukisan cat
air, dan sebuah karya animasi
digital. Berminggu
minggu saya persiapkan portofolio
untuk SNMPTN, seiring dengan berjalannya waktu teman teman yang
memilih FSRD ITB menjadi berkurang entah mengapa , sejujurnya saya
sangat merasa lega akan halini tapi tidak berlangsung lama karena
setelah itu adalah penantian pengumuman hasil SNMPTN.
Selalu
Ada Pahit
Bukan
hidup namanya kalau gak ada pengalaman pahit yang buat kita ngerasa
pengalaman sebagai itu sebagai guru. Saya hanya menyediakan
alternatif perguruan tinggi hanya satu yaitu POLBAN itupun
berdasarkan rekomendasi ayah karena jika tidak diterima di ITB masih
bisa D3 teknik POLBAN.
Tapi
sepertinya pilihan alternatif hanya menjadi harapan sementara saja
karena saya dinyatakan tidak diterima di Politeknik tersebut, tidak
hanya kecewa oleh pengumuman saat itu saya juga tersudutkan oleh
orang tua yang sedikit pesimis bahwa anaknya bisa masuk Institut
terbaik tersebut
dan ayah saya sempat berkata
“Kalau gak keterima semua mending gausah kuliah aja ya”
yap semua perasaan bercampur jadi satu, tapi saya berdoa semoga saja
ada sedikit harapan di SNMPTN yang kita ketahui sangat gambling
itu.
Bukan
Sekedar Bahagia
Pengumuman
SNMPTN sekitar pukul 16.00 saat itu saya sedang tertidur pulas sampai
dibangunkan oleh adzan maghrib, ketika bangun meihat notifikasi
mention dan
SMS masuk, saya seketika kaget sampai langsung mondar-mandir dan kaki
terasa lemas karena takut melihat apa yang sangat tidak diharapkan.
Banyak
kabar bahagia dari teman teman yang diterima, tapi juga banyak kabar
yang membuat saya semakin takut membuka situs pengumuman tersebut.
Setelah menyuruh orangtua saya ke lantai atas dengan alasan malu kalo
gak diterima, langsung saya beranikan diri untuk membuka situs
pengumuman itu. Muncul tulisan berwarna hijau terang yang membuat
saya berteriak sekeras mungkin dan langsung saja ibu turun dan
memeluk saya, saat itu saya melihat air mata yang bukan dikarenakan
nakalnya saya, saat itu saya seketika tangan gemetar dan bersyukur.
Kuliah
dan Dunianya
Pertama
kali kuliah itu keren! Waktu itu ikut OSKM, disambut sama Rektor ITB
terus waktu kuliah juga keren apalagi sebagai mahasiswa seni pokoknya
dunia serasa berbeda banget! Apalagi banyak acara yang melibatkan
mahasiswa FSRD yang setiap tahun ada yaitu Wisudaan dan saat saya
menulis artikel ini saya sedang menjabat sebagai penanggung jawab
mural di tembok Babakan Siliwangi, doakan semoga lancar dan sukses
ya. Namanya juga kuliah, jauh dari orangtua yang biasanya mengurus
kita, saya terhitung cukup sering sakit.
Kuliah
sebagai anak seni itu uang saku cepat tersedot habis untuk
mengerjakan tugas tugas, maklum ya selalu beli cat dan tetek
bengeknya haha. Pokoknya hidup di Institut Teknologi Bandung saya
ngerasa banyak pendukung untuk jadi tau lebih banyak, aktif di luar
akademis dll, pokoknya link
nomor satu deh.
Bagi
adik adik yang ingin kuliah, kuliah dimanapun bagus kok itu semua
kembali kita yang memanfaatkan sarana tersebut dengan baik atau
tidak. Tetap semangat masih banyak cara yang kamu gak tau, tapi Tuhan
tau mana yang terbaik buat kamu. Saya tunggu di KAMPUS GANESHA!
“Tidak ada mimpi yang terlalu besar dan tidak ada pemimpi yang terlalu kecil”
-Turbo
2013, Dreamworks